Paradigma Mahasiswa tentang “Ospek”

08.56 Unknown 0 Comments

Tak terasa tahun sudah berganti lagi. Mahasiswa yang masa aktifnya untuk menjadi mahasiswa telah selesai serta telah tamat dan wisuda, maka akan digantikan oleh mahasiswa yang baru kembali. Ibaratkan sebuah pohon yang sudah tua dan renta akan mati digerogoti usianya, lalu ia akan diganti oleh tunas-tunas yang baru yang akan menggantikan tugas dan peran pohon tua tadi. Karena jika suatu generasi hilang ataupun musnah, pasti akan ada generasi baru yang akan menggantikannya. Salah satu peribahasa yang cocok untuk hal ini adalah “Patah Tumbuh Hilang Berganti”, setiap yang mati ataupun hilang pasti akan ada yang menggantikannya.
Ketika mahasiswa baru menginjakkan kakinya di kampus yang baru, untuk pertama kali ia pasti akan tersenyum bangga seraya berkata “Alhamdulilah, apa yang kuinginkan dari SMA dulu akhirnya tercapai juga”. Namun, setelah itu ia akan mengeluh dan berkata “Kalau tahu seperti ini saya tidak akan mau kuliah”.
Banyak diantara kita merasakan hal tersebut ketika masih menjadi mahasiswa baru. Salah satu alasan penyebab hal tersebut timbul adalah ketika kita dihadapkan dengan kewajiban untuk menjalani kegiatan ospek, yang lebih dikenal dengan BAKTI. Tidak dapat dipungkiri, hingga sampai saat ini kata-kata “ospek” atau orientasi mahasiswa menjadi salah satu momok yang menakutkan bagi mahasiswa baru. Banyak diantara para mahasiswa baru ketika ditanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ospek, maka jawabannya selalu ‘Kalau bisa dihilangkan saja’.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ada beberapa hal yang mungkin bisa menjawab pertanyaan  tersebut. Pertama, pengetahuan terkait tentang bagaimana rangkaian acara dalam ospek itu dilaksanakan. Jika hal tersebut dapat kita buat menjadi hal yang menarik, pasti mindset negatif setiap mahasiswa baru tentang ospek akan luntur dan berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Kedua, info dari orang lain tentang ospek tersebut yang selalu mengarahkan ke arah negatif. Terakhir, apa-apa saja keuntungan yang akan didapat melalui ospek tersebut.
Mungkin, sampai hari ini kita  masih mendengar bahkan tetap setuju tentang peraturan ospek yang berbunyi, Pasal 1 senior selalu benar, dan pasal 2 jika senior salah, kembali ke pasal 1”. Setuju tidak setujunya kita pasal tersebut cukup logis. Ketika kita masih junior, kita mengatakan hal tersebut adalah hal yang tidak masuk akal. Namun, ketika kita sudah menjadi senior, sudah bisa dipastikan kita akan mengekor pada peraturan tersebut. Merupakan suatu hal yang telah lazim terjadi di semua kampus di tanah air kita.
Hal tersebut sebenarnya harus di ubah konsepan dan tata caranya. Karena, apabila hal tersebut masih saja dipakai, maka akan banyak hal negatif yang akan muncul. Mungkin pada masa konsepan ini dibuat, mahasiswa biasa dan lazim dengan hal yang dilakukannya itu, seperti perpoloncoan dan sedikit semi militer. Tetapi, jika hal itu masih kita pakai untuk zaman yang sekarang ini, konsepan tersebut akan di tolak mentah-mentah karena tidak sesuai dengan zaman. Karena, pada zaman sekarang semua orang ingin bebas dan berhak melakukan apa saja selama tidak membuat orang lain terganggu.
Menurut peraturan MENDIKNAS tahun 2010 yang disampaikan oleh mantan Rektor Universitas Andalas Prof.Dr.Ir. Musliar Kasim, MS yang sekarang menjadi Wakil Mentri Pendidikan Nasional, bahwasanya untuk mahasiswa baru dilarang untuk mengadakan KBM (Kemah Bakti Mahasiswa) dan hal-hal lain yang berkaitan dan berhubungan dengan perpoloncoan bagi mahasiswa, dan bagi fakultas yang mengizinkannya akan diberikan sanksi yang setimpal.
Realita hari ini, banyak mahasiswa senior yang tidak peduli dengan adik seniornya karena isi dari peraturan tersebut yang terlalu gamblang dan terlalu frontal terdengar. Dampak lainnya juga terasa pada kurangnya kepedulian mahasiswa dengan pergerakan mahasiswa.
Banyak mahasiswa yang hanya peduli dengan kuliah dan dirinya sendiri. Hal tersebut terjadi karena suhu dan keadaan mahasiswa zaman sekarang tidak lagi berorientasi kepada bagaimana memajukan bangsa ini, tapi bagaimana cara membuat diri sendiri sukses tanpa bantuan orang lain. Dengan kata lain, mahasiswa zaman sekarang lebih diarahkan bagaimana menjadi seorang plagiat dan budak yang harus terus bersama induknya. Bukan seperti mahasiswa dulu yang bebas berkata,dan melakukan apa saja dalam hal memajukan bangsa ini menjadi bangsa yang dihormati dan sejahtera.
Tentunya ospek akan berkonotasi positif jika kita mau dan punya keinginan yang kuat untuk merubah konsep yang dulunya lebih berorientasi pada praktek perpoloncoan dan semi militer. Hari ini kita coba untuk membuat sesuatu yang berbeda dan tidak berorientasi dengan konsepan yang lama, tapi kita berusaha membuat konsepan ospek yang mempunyai kualitas dan lebih bermanfaat.
Memang, semua itu tidaklah mudah seperti kita membalikkan telapak tangan. Karena akan banyak rintangan dan hantaman yang sangat keras yang akan kita dapatkan dalam proses perjalanan mewujudkannya. Tetapi apabila kita yakin dan percaya akan semua impian kita ini, pasti semua yang akan kita lalui nantinya akan kita rasakan indah dan mempunyai hikmah yang bermanfaat. Semoga saja cita-cita untuk mewujudkan ospek yang berorientasi kepada kemanfaatan yang baik dan punya output yang berkarakter dan penuh inspirasi dapat terwujud kedepannya. Saddam Hsb
*)Terbit di Tabloid Mahasiswa UNAND Genta Andalas Padang,edisi XLI September-Oktober 2011.

0 komentar: